Contoh Berikut Yang Mengalami Mobilitas Sosial Vertikal Naik Adalah?

Contoh berikut yang mengalami mobilitas sosial vertikal naik adalah?

  1. Parhan semula tinggal di kota dan sekarang pindah ke desa
  2. Satria semula pedagang kaki lima dan sekarang memiliki toko sendiri
  3. Bayu berhenti menjalankan usahanya karena terbelit hutang
  4. Etik pindah rumah ke daerah lain karena ikut program transmigrasi
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: B. Satria semula pedagang kaki lima dan sekarang memiliki toko sendiri.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban B benar, dan 0 orang setuju jawaban B salah.

Contoh berikut yang mengalami mobilitas sosial vertikal naik adalah satria semula pedagang kaki lima dan sekarang memiliki toko sendiri.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Parhan semula tinggal di kota dan sekarang pindah ke desa menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. Satria semula pedagang kaki lima dan sekarang memiliki toko sendiri menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban C. Bayu berhenti menjalankan usahanya karena terbelit hutang menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. Etik pindah rumah ke daerah lain karena ikut program transmigrasi menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah B. Satria semula pedagang kaki lima dan sekarang memiliki toko sendiri

BACA JUGA :  Bacalah teks cerita pendek berikut!Maaf!Putu Wijaya...“Betul. Dan sekarang sudah terbukti itu bohong! Dia pasti malu besar. Dia orang berpendidikan tinggi, pasti dia tidak akan berani minta maaf karena dia tahu fitnahnya yang kejam itu sukar dimaafkan. Kita kesana saja, jangan biarkan dia berdosa. Sekarang mumpung masih siang.”Aku cepat mengganti baju dan sandal.“Ayo, Bu!”Istriku tak membantah, hanya penasaran.“Kenapa Bapak jadi berubah pikiran? Bukannya Bapak yang kemarin mati-matian menolak keras waktu diajak untuk silaturahmi maaf-memaafkan ke situ?” ”Ya tapi tadi aku kedatangan tamu. “Tolonglah orang yang tidak berani mengakui dosanya supaya berkurang dosanya dan supaya aku sendiri tidak berdosa karena sudah membiarkan orang terus berdosa. Ayo, Bu.”Istriku tambah heran“Tamu siapa? Memang tadi ada tamu?”“Sudah, kok ngomong terus. Ayo cepat nanti keburu malam.”Dalam perjalanan istriku terus bertanya-tanya. Apa yang sudah menyebabkan aku berbalik pikiran. Menurut dia, sudah betul apa yang aku putuskan. Menurut istriku, orang kaya itu adalah teroris yang berbuat seenak perutnya sendiri saja. Tanpa punya bukti dia main tuduh mengatakan aku sudah makan uang warga. Dan itu menyangkut nilai sampai setengah miliar. Padahal uang itu tidak hilang, tapi dipinjamkan oleh bendahara pada warga yang memerlukan atas persetujuan panitia pembangunan sekolah itu sendiri. Dan orang kaya itu termasuk anggotanya, tapi tidak pernah hadir dalam rapat. Belum apa-apa dia sudah mengundang wartawan dan berkoar-koar. Maksudnya jelas, ingin mengundang simpati masyarakat karena ia ingin terpilih menjadi caleg. Akibatnya masyarakat marah. Hampir saja ia didemo. Tapi atas kesalahannya itu ia sama sekali tak merasa bersalah...Setelah tuan rumah yang dikunjungi tidak ada, mereka pun pulang...“Bapak, kamu mau menolong bangsat yang tak berani datang minta maaf karena keder lantaran dosanya sudah kelewatan itu, eh nggak tahunya masuk perangkap dan dipermalukan habis. Rumahnya kosong!”“Siapa?”“Setan kaya yang...”Taksu mengangkat tangan sambil memotong“Bapak sudah ditunggu tiga jam.”“Ditunggu? Ngapain, kan Bapak silaturahmi?”“Sudah tak bilangin begitu, tapi disitunya ngotot mau nungguin!”“Siapa sih?”“Saya, Pak.”Tiba-tiba di depan pintu muncul orang kaya itu. Darahku tersirap. Di belakangnya muncul istri dan kelima anaknya. Sekeluarga lengkap. Aku bengong. Sementara aku tadi ke rumahnya dan menunggu sambil memaki-maki, rupanya dia sekeluarga datang dan menunggu dengan sabar hanya untuk minta maaf. Orang kaya yang barusan aku maki-maki itu mendekat, langsung menjabat tanganku erat. Minta maaf atas segala kesalahannya dan memeluk. Istrinya menyusul. Lalu anak-anaknya satu persatu mencium tanganku dengan hormat, pasti sudah diberi instruksi oleh orang tuanya.Wajah istriku meledak gembira. Sumpah serapahnya kontan lenyap. Apalagi para tetangga keluar dari rumahnya, menyaksikan silaturahmi itu dan sekalian ikut salam-salaman. Taksu dengan gesit mengumpulkan suvenir yang berceceran di mana-mana lalu melenyapkannya di belakang. Hari itu menjadi hari perdamaian yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.Ya Tuhan, alangkah mudahnya seluruh rasa benci dan permusuhan itu diselesaikan oleh Hari Raya. Hari Raya adalah mahakarya. Aku memejamkan mata dan bersyukur.Tokoh utama pada cerita di atas adalah?

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Dijawab Oleh : Kunjaw

Leave a Comment