Di trotoar itu ada delapan orang anak pengemis berumur sekitar sepuluh dan lima belas tahun. Mereka kotor bagaikan sampah . Di antara anak-anak itu seorang di antara mereka, anak yang terkecil dari mereka, menderita cacat fisik pada kakinya. Sebelah kakinya terpotong tidak jauh di atas lutut. Kaki yang cacat itu menjadi modal utama untuk anak-anak itu mengemis. Ketika lampu berwarna hijau, anak yang buntung kakinya itu menari-nari di atas sebelah kakinya yang tumbuh sempurna itu. Ia berputar-putar di atas sebelah kakinya seolah ia seperti gasing yang berputar. Ia menjadi pusat perhatian anak-anak yang mengelilinginya. Mereka menontonnya berputar-putar di atas trotoar itu. Ia sekarang tidak begitu penting. Ia sekarang menjadi tontonan mereka. Ia baru begitu penting ketika lampu berwarna merah (Ketika Lampu Berwarna Merah:3). Penggalan cerita di atas mengambil pola penokohan?

Di trotoar itu ada delapan orang anak pengemis berumur sekitar sepuluh dan lima belas tahun. Mereka kotor bagaikan sampah . Di antara anak-anak itu seorang di antara mereka, anak yang terkecil dari mereka, menderita cacat fisik pada kakinya. Sebelah kakinya terpotong tidak jauh di atas lutut. Kaki yang cacat itu menjadi modal utama untuk anak-anak itu mengemis. Ketika lampu berwarna hijau, anak yang buntung kakinya itu menari-nari di atas sebelah kakinya yang tumbuh sempurna itu. Ia berputar-putar di atas sebelah kakinya seolah ia seperti gasing yang berputar. Ia menjadi pusat perhatian anak-anak yang mengelilinginya. Mereka menontonnya berputar-putar di atas trotoar itu. Ia sekarang tidak begitu penting. Ia sekarang menjadi tontonan mereka. Ia baru begitu penting ketika lampu berwarna merah (Ketika Lampu Berwarna Merah:3). Penggalan cerita di atas mengambil pola penokohan?

  1. tidak langsung
  2. dramatik
  3. orientasi
  4. analitik
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: D. analitik.

Dilansir dari Ensiklopedia, di trotoar itu ada delapan orang anak pengemis berumur sekitar sepuluh dan lima belas tahun. mereka kotor bagaikan sampah . di antara anak-anak itu seorang di antara mereka, anak yang terkecil dari mereka, menderita cacat fisik pada kakinya. sebelah kakinya terpotong tidak jauh di atas lutut. kaki yang cacat itu menjadi modal utama untuk anak-anak itu mengemis. ketika lampu berwarna hijau, anak yang buntung kakinya itu menari-nari di atas sebelah kakinya yang tumbuh sempurna itu. ia berputar-putar di atas sebelah kakinya seolah ia seperti gasing yang berputar. ia menjadi pusat perhatian anak-anak yang mengelilinginya. mereka menontonnya berputar-putar di atas trotoar itu. ia sekarang tidak begitu penting. ia sekarang menjadi tontonan mereka. ia baru begitu penting ketika lampu berwarna merah (ketika lampu berwarna merah:3). penggalan cerita di atas mengambil pola penokohan analitik.

BACA JUGA :  Bahasateks Iklan Selalu Menggugah Pembaca Atau Pendengarnya Jadi,bahasa Teks Iklan Bersifat?

Dijawab Oleh : Kunjaw

Leave a Comment